Selasa, 29 September 2015

Chicken & Corn Egg Drop Soup, Sup Ayam dengan Jagung dan Telur

Semangkuk sup yang hangat memang selalu cocok bersanding dengan musim hujan, saya yakin tidak banyak yang sanggup menolak ketika disuguhkan. Namun apa jadinya ketika sup tersebut disajikan saat matahari musim kemarau yang bersinar begitu terik?? Kali ini mungkin banyak yang enggan untuk menikmati hidangan ini dan memilih hidangan lain yang lebih sesuai dengan musim kemarau. Dan kebetulan saya adalah orang yang memilih untuk menikmati hidangan ini di siang bolong. Meski agak tidak sesuai dengan kondisi cuaca, siang itu saya sungguh puas bisa memasak dan menikmati menu yang satu ini. Sepanci sup saya nikmati seharian penuh tanpa perlu untuk menanak nasi di-rice cooker mungil milik saya dikost-kostan. Iya, hidangan ini memang sudah penuh nutrisi sehingga saya rasa ini sudah bisa dikatakan one meal dish ala-ala.

Sabtu, 26 September 2015

Target dan Realisasi Blogging dibulan September

gambar diambil dari sini
Awal September kemarin sebenarnya saya sempat memasang target terhadap diri sendiri untuk mengisi blog dengan beberapa tulisan. Ada beberapa ide tulisan yang sebenarnya sudah saya dapatkan, entah hasil dari membaca beberapa buku yang sudah saya selesaikan selama agustus atau september kemarin, baca tulisan temen-temen blogger, atau baca artikel berita dimedia massa online (uhuukkk.. saya sudah cukup lama gak nonton tv, bukan karena memilih tidak nonton tv tapi tv saya di kost udah wassalam dan belum kepikiran buat beli lagi) juga beberapa diskusi yang sangat menarik dikelas yang mungkin bisa saya tuangkan kembali dalam tulisan-tulisan diblog ini. Tapi.. sekarang udah dipenghujung September belum ada satu tulisanpun yang berhasil nongol diblog saya. iyaaa... satupun belum dan ini akan menjadi yang pertama dibulan September!! hoaaaa... padahal target yang saya pasang tidak tanggung-tanggung (menurut ukuran saya loh), September saya harus berhasil menulis 10 konten untuk blog, atau setidaknya 2 tulisan untuk setiap minggunya.. SUPERRR SEKALII!!!

Senin, 24 Agustus 2015

Merasa stress?? Ayo Coba Kembali Aktifitas Mewarnai!

gambar diambil dari sini
Heyy... Ayo ngaku, siapa yang masih menganggap aktifitas mewarnai itu hanya milik anak-anak saja?? Pasti banyak kan?? #mulai suudzon #minta dikeplak >.< . Memang sih aktifitas mewarnai emang masih cendrung dianggap sebagai milik anak-anak saja, jika sudah dewasa maka seolah-olah ada tuntutan untuk udah naik level menjadi pelukis profesional atau minimal sebagai pelukis amartiran yang melukis cuma sebagai salah satu cara untuk menyalurkan hobby atau pengisi waktu luang saja. Namun sebenarnya mewarnai itu juga sangat bagus bahkan untuk orang dewasa sekalipun. Mau tahu bagaimana mewarnai dapat memberikan banyak manfaat?? Lanjut atuh bacanya sampai habis.. Ehhh.. :D

Sabtu, 15 Agustus 2015

Vege Tom Yum with Tofu

Terus terang saja, belakangan saya lumayan malas untuk berkutat didapur kecil milik kost-kostan. Mahalnya harga bahan baku untuk memasak memang selalu saja berhasil menyurutkan niat saya untuk memasak meski ada banyak keinginan untuk segera mengeksekusi resep-resep masakan yang saya kumpulkan sehabis berselancar di dunia maya. Biaya yang mungkin harus dikeluarkan untuk membuat makanan yang bisa saya santap seorang diri atau bila beruntung ada pacar dan sahabat kebetulan ikut mencicipinya mungkin hampir sama bahkan bisa lebih mahal dibandingkan saya makan diwarung-warung nasi yang menjamur disekitar belakang kampus saya. Misalnya saja beberapa waktu yang lalu ketika Hengky, pacar saya, request untuk dimasakin ayam goreng lengkuas. Bila dihitung-hitung, mungkin hanya ada selisih dua ribu rupiah saja antara harga ayam mentah dan beberapa potong ayam goreng rica disalah satu warung belakang kampus!! Ntahlah, saya sangat sulit membayangkan mengapa harga yang dibandrol oleh warung itu untuk sepotong paha ayam goreng rica hanya 5000 rupiah saja sedangkan saya membeli 500 gram paha ayam (isi 4 buah) dengan harga delapan belas ribu rupiah!!! Tentu saja, sejak itu saya lumayan malas untuk memasak namun juga enggan untuk mengkonsumsi ayam untuk sementara waktu meski membelinya diwarung makan, dengan harga-harga dipasaran yang menjulang tinggi bak roller coster mustahil rasanya bagi saya untuk tidak curiga terhadap kualitas bahan-bahan yang digunakan di warung makan apabila ia menjual masakannya dengan harga segitu.

Selasa, 04 Agustus 2015

Bijak Menentukan Uang Saku Anak

Seingat saya, pertama kali saya mendapatkan uang saku itu ketika berada dikelas 3 SD dan jumlahnya saya ingat pasti hanya 500 Rupiah sajaahhh perharinya. hihihiii... dikit banget yaaa?? ember cyinnn... tahun segitu itu juga udah dikit kok, apalagi sewaktu SD saya bersekolah di tempat yang boleh dikatakan paling elit (pada jamannya) dikota saya. Itupun akhirnya mendapatkan uang saku, berkat bujuk rayu abang saya kepada bapak. Abang saya saat itu emang lumayan getol memperjuangkan hak (anak) mendapatkan uang saku :v. Dengan uang saku sebanyak itu, seingat saya, hanya mampu untuk membeli 1 buah gorengan saja plus permen beberapa buah. Jika ingin mencicipi jajanan lain yang tersedia di kantin sekolah, saya harus bisa membulatkan tekad untuk tidak membelanjakan uang saku pada hari itu agar keesokan harinya saya bisa kembali ke kantin sekolah dengan perasaan jumawa.. hahhahaaa.. Lama kelamaan uang saku saya meningkat meski tak banyak, itupun terkadang kami dapatkan berkat melakukan unjuk rasa ala-ala buruh yang meminta kenaikan upah. ehhhh.. enggak ding, kami mencoba untuk melakukan rasionalisasi tentang kebutuhan dan harga jajanan yang terus meningkat di kantin sekolah. Ihhh.. saya jadi ketawa sendiri kalau membayangkannya, masih unyu-unyu dan kinyis-kinyis ternyata kami sudah punya bakat sebagai demonstran negosiator. Namun sekecil apapun peningkatan uang saku, selalu mendatangkan syukur bagi saya dan abang saya dan perasaan banggapun tak pernah lupa mengiringinya karena kami telah berhasil meyakinkan bapak dan mama untuk menambahkan kesejahteraan bagi kami.
Dengan uang saku yang minim itu, tentunya kami masih harus dibekali makanan ataupun snack yang sudah dipersiapkan mama. Biasanya mama membekali satu kotak bekal makanan untuk saya makan di bis sekolah karena sering saya melewatkan sarapan atau makan siang (waktu itu, sekolah saya punya 3 jam masuk, kelas 1,5 dan 6 masuk pada pagi hari, kelas 2 masuk pukul 11.00 WIB dan kelas 3 dan 4 masuk pukul 12.30 WIB) dan satu kotak bekal snack untuk istirahat pertama. Saat istirahat kedua, biasanya si mbak yang membantu mama dirumah, sudah datang membawa kotak bekal dan air minum lagi. hahahaa.. Kalo dibayang-bayangkan dengan jumlah makanan sebanyak itu, entah apa lagi alasan kami saat itu masih membutuhkan uang saku lagi.
Obrolan mengenai uang saku ini sebenarnya kembali menjadi pertanyaan bagi saya tentang berapa jumlah yang tepat untuk diberikan kepada anak ketika saya dan pacar sedang jalan kaki di pagi hari. Kebetulan kami melewati salah satu SD di sekitar kami tinggal sesaat sebelum anak-anak sekolah masuk. Masih sangat pagi, sudah sangat banyak orang-orang yang berjualan didepan gerbang sekolah dan sudah terlalu banyak bagi saya anak-anak sekolahan yang bergerombol mengintari gerobak-gerobak jualan mbak-mbak dan mas-mas yang berjualan. Apalagi yang menjadi momok bagi saya, yang mungkin nantinya akan menjadi calon ibu, jika bukan masalah kebersihan dan keamanan jajanan tersebut. Belum lagi, saya sempat berfikir tentang apa saja kesibukan orang tua, bukan hanya ibu loh, sehingga tidak bisa menyempatkan diri bahkan hanya untuk membuat sarapan yang layak terlebih sarat akan gizi untuk anaknya? Memberikan uang saku kepada anak, tentu saja dapat memberikan pengaruh yang baik kepada anak. Anak kemudian akan mengetahui tentang konsep uang dan terbiasa untuk dapat memutuskan sendiri bagaimana ia akan menyimpan atau menghabiskan uang yang dimilikinya, sebuah pelajaran akan tanggung jawab yang tentunya dimasa depan yang akan sangat dibutuhkan oleh sang anak. Namun tentu saja, ada sisi negatif yang mengikutinya yang mungkin bisa didapatkan oleh anak seketika itu juga atau dimasa depan. Seperti yang kita tahu dan pastinya bukan berniat untuk mendiskreditkan bakulan jajanan anak bahwa masih banyak jajanan anak disekitar kita yang masih jauh dari sehat. Jajanan anak masih banyak terpapar dari bahan-bahan kimia yang tidak aman apabila dikonsumsi dalam jumlah tidak wajar sebut saja vetsin atau msg yang kadang tidak nanggung-nanggung diberikan sehingga sangat terasa apabila kita mencicipinya, penggunaan pengawet, pewarna dan cake emulsifier yang berlebihan bukan hanya untuk membuat cake namun untuk membuat es krim yang mungkin banyak dijual disekitar kita dan anak. Yang lebih menakutkan tentu saja adalah penggunaan bahan-bahan kimia yang sebenarnya bukan diperuntukan untuk makanan. alamakkkk... merinding disko deh ngebayanginnya..
Berapapun besaran uang saku yang akan kita berikan kepada anak, sebaiknya memang disertai dengan memberikan edukasi kepada anak agar ia mampu membelanjakan uangnya dengan tepat. Dalam arti anak mampu secara bijak membelanjakan uangnya agar tidak besar pasak dari pada tiang dan juga anak dapat memilah-milah jajanan dan hal apa saja yang memang baik bagi tubuhnya sehingga uang yang dikeluarkan olehnya tidak percuma.

Senin, 03 Agustus 2015

Massaman Curry, Kari Ayam khas Thailand

Kebiasaan untuk mencari resep-resep baru di internet dan mempraktekannya sendiri sepertinya dulu dimulai ketika saya menemukan JTT, sebuah blog masakan yang menurut saya super detail dalam menjelaskan tahapan-tahapan memasak. Saya memang sangat pemula dalam bidang masak-memasak, keahlian saya dalam memasakpun hanya berdasarkan ingatan saya tentang bagaimana mama mengolah makanan untuk kami dirumah karena dulu ketika masih tinggal dirumah Pekanbaru saya sering kali enggan bila diminta untuk membantu didapur. Alhasil, hanya sedikit variasi masakan yang bisa saya olah. Awal mencoba untuk masak sendiri kost-kostan pun, mama bolak-balik saya repotkan karena harus menerima telefon saya untuk menjawab pertanyaan sepele seperti "bawangnya dipake berapa biji mam??" atau "ini numis bumbunya berapa lama ma?? nanti kalo udah matang tandanya gimana???". Tidak jarang juga saya dulu malah kebingungan dengan instruksi-instruksi yang diberikan mama.  Meski hingga saat ini pun masih banyak olahan masakan yang belum dapat saya lakukan namun kalau mengingat saat itu, saya menjadi bersyukur bahwa meskipun saya terlambat untuk belajar masak, setidaknya saya tidak begitu terlambat (ehh.. bukannya tidak ada kata terlambat untuk belajar??) :)).

Terjebak dalam Kata Autis, Lelucon (TAK) Lucu yang Membunuh

Sudah jamak memang kita sering mendengarkan kata autis yang dijadikan guyonan atau cara untuk menyindir orang-orang disekitar kita yang terlalu sibuk dengan gadget dan dunianya sendiri. Bahkan saking seringnya pun kata-kata itu sudah dianggap lumrah dan mungkin bagi sebagian orang bukan lagi hal yang dianggap menyakitkan bagi orang yang menerima sindiran tersebut. Kalau saja ada yang tersinggung atas kata-kata itu, maka tak jarang juga ia akan mendapatkan sindiran balik kalau ia bukan orang yang bisa diajak bercanda atau ga gaul!!! Ehhh.. entahlah apa memang bahasa-bahasa gaul seperti itu adanya.. Hemmm.. sulit memang jika kita sudah berhadapan dengan opini publik yang terkadang sering merancukan sebuah kebenaran. Permasalahannya kemudian seperti yang kita ketahui bahwa bahasa-bahasa gaul itu bersifat sporadis dikalangan masyarakat belakangan ini!! Hehhh.. siapa yang tahu kelak anda dan saya sama sekali tidak tahu tentang arti sebenarnya dari kata autis itu??

Selasa, 28 Juli 2015

Susahnya Menjadi Seorang Pendengar (CURHAT)

Saya sering senyum-senyum sendiri ketika mengingat alasan saya dalam memilih jurusan psikologi saat masuk perguruan tinggi dulu (sekali). Saya bener-bener tidak punya alasan yang benar untuk menjadi mahasiswa psikologi. Betapa tidak, alasan saya yang terkuat saat itu disamping menghindari pelajaran-pelajaran eksakta yang sukses membuat pusing siang malam (setelah saya belajar psikologi ternyata oh ternyata pelajaran-pelajaran seperti ini malah bolak-balik muncul hampir disemua mata kuliah!!! #nangiskejer) ialah karena saya merasa yakin bahwa saya adalah seorang pendengar yang baik. ihhh kok pede banget sih?? iyaa dong... hahahaa.. Sebenarnya kalau boleh mengkambing hitamkan, keyakinan sesat itu karena "ulah" sahabat-sahabat saya ketika masa-masa sekolah dulu (dan semakin diperparah oleh sikap gampang "ge-er" saya memang sudah dalam taraf akut). Mereka sering mengatakan saya adalah orang yang asyik untuk diajak curhat. Belakangan saya mulai berfikir, mungkin saja alasan mereka gak sengaja mengatakan itu karena saat itu mereka memang kepepet dan butuh seseorang yang bisa dijadikan tong sampah tempat berbagi.

Senin, 27 Juli 2015

Pertanyaan Kapan Kawin, Hanya Sekedar Basa-basi saja kah???

"Everything you need, will come to you at the perfect time" (anonymous)
Sudah cukup lama keluarga besar dari pihak bapak saya tidak berkumpul bersama-sama. Sejak kedua opung saya meninggal dunia, alasan berkunjung kekampung halaman memang semakin sedikit. Maklum saja, biaya yang harus dikeluarkan oleh masing-masing keluarga untuk membawa anak-istrinya menikmati indahnya pemandangan dan kehidupan dikampung halaman tidak sedikit bahkan mungkin bisa membuat para orang tua berteriak histeris kala mengkalkulasi jumlah pengeluaran selama dikampung halaman.  Meskipun demikian, bapak dan mama saya, mungkin banyak lagi keluarga-keluarga batak lainnya, merasa tidak pernah jera untuk mudik.

Minggu, 26 Juli 2015

Bok Choy with Garlic Sauce, Gampangnya Sampai Tidak Membutuhkan Keahlian Memasak!!!

gambar diambil dari sini




Hidangan ini cukup poluler di rumah makan-rumah makan chinese. Namun siapa yang sangka jika hidangan ini sangat-sangat mudah dibuat, bahkan bagi mereka-mereka yang sebelumnya belum pernah terjun langsung kedapurpun saya garansi deh pasti bisa mempersiapkan hidangan ini.

Sabtu, 25 Juli 2015

HEYYY!! Kau Tahu Cita-citaku Ingin Menjadi Penulis??!!

Dulu sekali.. entah sudah berapa lama waktu itu berlalu, aku pernah bermimpi menjadi seorang penulis yang mampu menarik paksa pembaca kedalam cerita yang dibuatnya. Ahhh... entahlah mengapa saya selalu terkagum-kagum ketika tengah membaca sebuah tulisan yang kadang bahkan membuat saya  nyaris menahan nafas untuk sesaat karena peliknya konflik yang dipaparkan empunya tulisan. Sering kali juga,, saya bahkan kembali kehalaman-halaman bahkan kechapter-chapter sebelumnya hanya karena saya tidak berhasil memahami teka-teki yang dibuat oleh penulis. yaaa... penulis selalu saja berhasil membuat saya terpesona akan kelihaiannya memadukan kata demi kata menjadi "tarian" indah yang berliak-liuk menggoda siapa saja yang melihatnya.

Jumat, 24 Juli 2015

Char Siu Chicken Wings


Nah.. char siu sayap ayam ini saya buat bersama pacar dan 2 sahabat dekat saya akhir minggu lalu dikost-kostan, meski salah seorang diantara sahabat tidak dapat mengkonsumsi ayam karena dia memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian. Biasanya masakan char siu identik dengan makanan haram babi, namun kali ini kami menggunakan sayap ayam.

Kamis, 23 Juli 2015

Sarak Terung nan Lezat juga Sebuah Renungan Diantara Berita Duka

"the day of my birth, my death began its walk. its walking towards me, without hurrying"

-JEAN COCTEU- 


Kematian sering kali datang tanpa memberi salam, seperti seorang pencuri dimalam hari yang diam mengendap, merampas tanpa menyisakan apapun. Siang tadi, saya mendapat bbm dari seorang sahabat, ia menanyakan apakah saya masih mengingat sebuah nama teman kuliah yang cukup kabur diingatannya. Sahabat saya lebih dahulu mengetahui kabar duka itu dari jejaring sosial, kemudian menyampaikannya kepada saya. Astagaaa.. seketika saya terdiam, entahlah mungkin waktu milik sayapun seakan-akan berjalan lambat untuk sesaat hingga kemudian saya melangitkan doa untuknya terlebih para keluarga dan kerabat yang ditinggalkan olehnya. Tepat dua hari sebelumnnya, sayapun secara tak sengaja mendapatkan kabar duka dari teman saya lainnya dari status yang dipasangnya disalah satu aplikasi messenger. Sungguh, saya tak pernah menduga bahwa kematian begitu cepat menyapa dirinya karena bahkan saya tak pernah tahu bahwa dirinya dijangkiti infeksi saluran otak!! ahhh.. Memang kami memang tak cukup dekat untuk dapat dikatakan sebagai seorang sahabat yang kerap bertukar informasi dan kabar mengenai satu sama lainnya. Hanya sesekali saja diantara kami saling berbasa-basi melalui jejaring sosial. Dulu, dikampuspun kami mungkin hanya beberapa kali berkesempatan untuk berbicara dan tertawa bersama. Namun, kedua berita duka itu sungguh mendatangkan kesedihan bagi saya.  Tadi, ntah untuk keberapa kali saya menyadari, bahwa Tuhan mempunyai cara yang luar biasa didalam hidup ini. Melalui berita-berita kematian ini, seakan Tuhan mengajak saya untuk mengingat mensyukuri akan kehidupan. saya seakan juga diajak merenungi akan kematian milik saya kelak #mewek. Salam terakhir untukmu dua temanku, sampai bertemu nanti di Rumah Bapa yang KEKAL.